- Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruang serta titik-titik paku kait pada plafond dengan jarak sesuai shopdrawing
- Pasang paku
kait pada marking titik-titik yang ada (400 x 1
- Pasang penggantung rangka plafond (Rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster dengan posisi tegak lurus
- Pasang frame utama / Top Cross Rail dengan jarak 1200 m
- Pasang rangka pembagi/Furing channel dengan jarak 600 mm menggunakan Locking Clip.
- Check elevasi dan jarak rangka plafond
- Check sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
- Check kerapian dan kerataan bidang plafond dengan waterpass
- Perataan sambungan plafond menggunakan lakban
- Lalu tutup dengan paper tape dan compound plafond, setelah itu diamplas
METODE PEMASANGAN PLAFOND
Perbandingan Kayu dan Baja Ringan
Secara sederhana dalam konteks lingkungan, dampak dan proses reduksinya bisa dibandingkan sebagai berikut:
Kayu | Baja Ringan |
Tidak mengalami perubahan dan dapat dikembalikan kepada alam (tereduksi cepat)Terdegradasi secara biologis (Recyclable) | Mengalami perubahan dan proses reduksinya lama Terdegradasi secara fisik (Non-recyclable) |
Tidak mencemari lingkungan | Limbah B3 berpotensi Mencemari lingkungan. |
Tersedia di lokasi, ketersediaannya memadai jika regulasi pembalakan dilaksanakan dengan baik | Harus mendatangkan dari luar, proses produksinya melalui beberapa tahap. |
Dari tabel ini bisa dilihat bagaimana kayu dan baja ringan memiliki beberapa kondisi yang sangat bertolak belakang dalam kriteria bahan bangunan ramah lingkungan. Kayu misalnya, berdasarkan kriteria bahan yang mudah tereduksi sehingga masa kembali terurai di alam, Kayu memiliki waktu yang sangat cepat tereduksi di bandingkan baja ringan. Dengan demikian kayu lebih ramah lingkungan di bandingkan dengan baja ringan.
Kelemahan kayu ketika proses pasca konstruksi adalah tidak awet, ada kecenderungan waktu pasca konstruksi lebih cepat rusak dibandingkan dengan baja ringan. Tetapi ketersediaan kayu bisa menjadi alternatif untuk mengganti sementara baja ringan, ketersediaannya terbatas karena masuk kategori sumber daya alam tidak terbaharui.
Sekilas tampak bahwa penggunaan kayu itu tidak ramah lingkungan karena berpotensi merusak hutan, tetapi jika dikaji lebih dalam proses penambangan baja dari bijih besi membutuhkan proses yang panjang dan energi yang banyak. Selain itu ketersediaan bahan dari bijih besi terbatas. Sementara kayu, dapat diperbaharui dengan melakukan reboisasi dalam jangka waktu tertentu.
Kelebihan atau Keuntungan Baja Ringan
- Beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya, seperti pondasi, dinding, kolom, menjadi lebih rendah. Hal ini dikarenakan bobot yang ringan dari jenis bahan ini.
- Baja ringan tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban.
- Bila dibandingkan dengan rangka kayu atau baja konvensional, pemasangan rangka atap baja ringan relatif lebih cepat.
- Baja ringan bersifat tidak merambatkan atau membesarkan api (non-combustible). Karena dalam baja ringan terdapat sistem proteksi khusus yang disebut fire resistance yakni rakitan sistem struktur untuk membatasi penyebaran api pada suatu daerah atau kemampuan untuk secara menerus berperan menahan struktur ketika terpapar api.
- Baja ringan juga tidak memiliki nilai muai susut sebagaimana material kayu.
- Baja ringan lebih efisien dan ekonomis karena biaya pemeliharaan lebih kecil dan memiliki daya tahan lebih lama karena tidak terkena rayap dan tidak lapuk sehingga masa waktu manfaatnya menjadi lebih lama.
Kekurangan Baja Ringan
- Sistem struktur rangka baja ringan tersusun rapat, padat dan terlihat ramai, terhubung & terkait satu dengan lainnya, sehingga kurang menarik jika diexpose.
- Membutuhkan perhitungan yang benar-benar matang, karena sistem strukturnya yang seperti rangka ruang tersebut maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung, salah pasang, akan membuat perlemahan sehingga dapat menyebabkan kegagalan total.
- Rangka atap baja ringan tidak se-fleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil.
- Dibutuhkan keahlian khusus untuk menghitung kebutuhan baja ringan, oleh karena itu tidak semua orang bisa menghitungnya.
PROSES PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL
Tata
Cara dan Tahapan bangun rumah ini disusun tanpa ada kaitannya dengan desain
rumah Tinggal tertentu, Tata Cara dan Tahapan bangun rumah ini dapat digunakan
untuk seluruh jenis Desain Rumah Tinggal.
Tahapan-tahapan
meliputi :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Sipil
- Pekerjaan Finishing
- Serah Terima PekerjaaN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
- Pembersihan Lokasi & Persiapan Lahan
- Pengukuran & Bowplang
2. PEKERJAAN SIPIL
- Pekerjaan Pondasi
- Struktur Beton
- Pasangan Dinding dan Plesteran
- Rangka Atap
- Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
- Instalasi Listrik
- Plafond
- Kusen, Pintu dan Jendela
3. PEKERJAAN FINISHING
- Pasang Keramik
- Politur / Melamik / Duco Pintu Jendela
- Pengecatan
- Pasang Kunci
- Pemasangan Sanitary
- Fixture Lampu dan Sakelar-Stop Kontak
- Pagar Depan dan Pintu masuk
- Carport dan Jalan Masuk
4. SERAH TERIMA PEKERJAAN
· Serah Terima Pertama
· Masa Garansi
· Serah Terima Kedua
PILIH MANA TUKANG VS ARSITEK ??
Begitulah kata sebagian
dari masyarakat umum, dan begitu pula dari yang terdengar langsung dari telinga
sendiri. Dan bukan hanya sekali namun berkali-kali.
Bila dilihat sepintas,
pernyataan tersebut tampak masuk akal. Apalagi para tukang sekarang makin
pintar. Dengan bermodalkan gambar denah dan foto-foto bangunan atau gambar 3
dimensi yang ada di brosur perumahan. Lalu kita mengatakan kepada mereka,
"Pak buatkan rumah seperti ini." Maka jadilah bangunan cantik seperti
gambar/foto yang kita perlihatkan.
Lalu tinggallah Anda di
dalam rumah tersebut. Perlahan, lama-lama Anda baru sadar bahwa kecantikan pada
tampilan, ternyata tak secantik pada komponen bangunan yang lain. Anda
merasakan masalah pada ruang yang kurang pencahayaan, terasa pengap karena
kurang sirkulasi udara, dan lain-lain.
Anda mungkin jatuh cinta
pada tampilan rumah tepat pada pandangan pertama, tapi apakah denah pada brosur
yang kita contoh cocok dengan lahan yang kita miliki. Hal tersebut yang
menyebabkan adanya masalah-masalah di kemudian hari.
Tukang adalah profesi yang
mulia. Mereka berpeluh untuk menegakkan bengunan. Tapi jangan suruh mereka
memutar otak untuk menciptakan keselarasan ruang.
Mari kita letakkan sesuatu
pada tempatnya. Biarkan arsitek dan tukang berkolaborasi bersama. Jangan
jadikan arsitek vs tukang, yang saling berduel karena posisi arsitek diambil
alih tukang.
Mari kita letakkan sesuatu
pada tempatnya, karena sesungguhnya satu sama lain saling membutuhkan.
Sebelum
menentukan untuk mempercayakan proyek renovasi pada arsitek atau tukang,
perhatikan dulu penjelasan berikut ini.
Saat hendak renovasi kecil-kecil, contohnya meluaskan area kamar mandi cukup menggunakan jasa tukang. Akan berbeda jika renovasi dilakukan besar-besaran. Ini memerlukan perhitungan arsitek. Bisa juga arsitek hanya menggambar rancangan, kemudian pembangunan diserahkan ke tukang. Namun belum tentu semua tukang bisa membaca rancangan dengan benar.
Sementara
jika proyek renovasi diserahkan pada arsitek mulai dari rancangan hingga
supervisi, hasilnya akan sesuai dengan perhitungan dan keinginan yang penghuni
kemukakan di awal proyek. Karena seorang arsitek itu selain mengawasi juga akan
bertanggungjawab terhadap hasil renovasi atau pembangunan.
Perhitungan Biaya
Secara biaya, menggunakan jasa arsitek tentu akan lebih mahal. Sementara untuk tukang, upah pun akan berbeda-beda. Pasalnya, selain tukang juga dikenal istilah kepala tukang, kenek, kepala kenek, setengah tukang, dan setengah kenek.
Sementara
saat menggunakan jasa arsitek, umumnya akan dikenakan komisi sebesar 10% - 20% dari
total proyek. Angka ini ditentukan oleh apa saja yang ia kerjakan, apakah
termasuk supervisi dan menggambar atau tidak. Jasa arsitek lebih diperlukan
jika renovasi membutuhkan banyak detail, karena perhitungan skala pun harus
dikerjakan secara rinci dan tepat.
Di
samping itu, penambahan biaya pun bisa saja terjadi di tengah pembangunan.
Biasanya diberlakukan biaya tambah kurang atau adendum yang tercantum di
belakang surat perjanjian. Misalnya, tidak jadi memakai bathtub tapi shower .
Atau mengganti lantai keramik dengan marmer, itu ada perundingan biaya lagi,
bisa bertambah atau berkurang.
Hal
sama terjadi pada tukang jika di tengah jalan ada perombakan bangunan. Pasalnya,
ketika bangunan tak selesai sesuai rencana, maka upah harian pun akan
bertambah.
Pola Komunikasi
Arsitek juga bertugas untuk menjembatani komunikasi antara pemilik rumah dengan tukang. Karena kadang bahasa atau istilah yang disampaikan berbeda dan belum tentu langsung dimengerti. Apa yang diinginkan penghuni bisa ditanggapi berbeda, begiru pula sebaliknya.”
Lebih
lanjut Alfred mengakui, banyak tukang dengan pengetahuan tentang bangunan yang
sangat hebat meski tak menempuh pendidikan khusus.
Waktu Pengerjaan
Banyak yang beranggapan bahwa memakai arsitek akan memakan waktu lebih lama dibanding langsung berhubungan dengan tukang. Lama atau sebentarnya pengerjaan sangat relatif. Arsitek memiliki rancangan yang rinci berupa gambar lengkap dari ukuran kamar, ukuran furnitur, lalu-lintas pergerakan ruang, dan perhitungan lokasi berdasarkan fengsui atau sirkulasi udara.
Mungkin
itulah yang membuat pengerjaan terasa lebih lama. Padahal, Alfred menambahkan,
memakai tukang pun bisa berisiko lebih lama jika bangunan tak sesuai dengan
keiginan atau gambar karena berpotensi terjadi bongkar pasang pekerjaan.
[::BILIKDESAIN::] depok
Langganan:
Postingan (Atom)